Dalam hidup kita ada banyak
sekali versi mengenai cinta atau fillsofi cinta. Pemahaman cinta tersebut ada
bisa diungkapkan dengan kata-kata yang ditransfer oleh jiwa dan hati kita. Atau
banyak yang berversi berdasarkan ilmu sejarah valentine atau ilmu agama. Tapi
kali ini kita akan bahas pengertian, filosofi dan aplikasi cinta menurut Ilmu
kimia dan biologi.
Filosofi Kimia dan
Biologi
Dalam ilmu keilmiahan, perasaan cinta dan kasih sayang yang timbul antara
dua orang yang berlainan jenis tidak terlepas dari peranan senyawa-senyawa
kimia yang membentuk rasa cinta diantara keduanya.
Senyawa tersebut adalah senyawa feromon. Istilah feromon (pheromone) berasal dari
bahasa Yunani yaitu phero yang artinya “pembawa” dan mone “sensasi”.
Senyawa feromon pada manusia terutama dihasilkan oleh kalenjar endokrin yang
aktif ketika dewasa (baligh). Menurut para peneliti dan psikolog, senyawa
feromon dapat mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh terutama otak kecil
manusia dan diklaim mempunyai andil dalam menimbulkan rasa ketertarikan manusia
pada manusia yang lain, baik itu perasaan cinta, suka,dan saat memilih mana
orang yang dapat dijadikan teman yang cocok.
Senyawa feromon dapat menimbulkan rasa ketertarikan antara dua orang berlainan
jenis dengan bekerja layaknya inisiator / pemicu dalam reaksi-reaksi kimia.
Prosesnya adalah ketika dua orang berdekatan dan bertatapan mata, maka feromon
yang kasat mata dan volatil, akan tercium oleh organ tubuh manusia yang paling
sensitif yaitu vomeronasalorgan (VNO) yaitu organ dalam lubang hidung yang
mempunyai kepekaan ribuan kali lebih besar daripada indera penciuman. Organ VNO
ini terhubung dengan hipotalamus pada bagian tengah otak melalui
jaringan-jaringan syaraf.
Terlepas dari hal tersebut merupakan kodrat manusia, artikel ini akan
menjelaskan secara definitif dan sederhana tentang aliran kimiawi cinta.
Sebelum turun ke hati, aliran cinta akan transit dulu di otak untuk melewati
proses-proses kimiawi. Dan proses transit ini memerlukan beberapa tahapan
sehingga aliran kimiawi cinta tidak sesederhana dan secepat peribahasa ‘dari
mata turun ke hati’.
Berikut ini adalah tahap-tahapnya:
1. IMPRESSING ( Terkesan Sekali )
Dalam atmosfir ini, terjadi aliran antara dua orang
melalui alat indera (mata) baik melalui tatapan, berdekatan, berbicara atau
yang lainnya.
2. INTEREST ( Ketertarikan pada lawan gender )
Dalam atmosfir ini otak akan terangsang untuk menghasilkan
tiga senyawa cinta, yaitu: Phenyletilamine (PEA),Dopamine dan Nenopinephrine.
Phenyletilamine (PEA) atau 2-feniletilamina.
Senyawa ini mempunyai Mr =121,18; titik didih sebesar 197-200oC ;
berat jenis = 0,965 ; titik Fahrenheit = 195oF (90oC) dan
memiliki bidang polarisasi ND 200 = 1,5335
Dopamine
Struktur Dopamine ada dua, yaitu:
Dopamine (3-hidroksitiraminihidrogenbromida atau
3,4-dihidroksiphenentilamin)
Mempunyai Mr = 234,10 dan titik lebur 218-220ooC
Dopamine (3-hidroksitiraminhidrogenklorida atau
3,4-dihidroksiphenetilamin)
Mempunyai Mr = 189,64 dan titik lebur 241 – 243oC
Dari ketiga senyawa tersebut, senyawa PEA-lah yang
paling berperan dalam proses kimiawi cinta. Senyawa ini juga yang mengakibatkan
kamu merasa tersipu-sipu, malu ketika berpandangan dengan orang kamu sukai. Dan
ternyata senyawa PEA ini banyak terkandung dalam coklat seperti Silver Queen,
Waver Tango, Conello, Es Krim, Choki-Choki, dan lain-lain. Mungkin inilah
sebabnya orang-orang dulu bahkan juga sekarang suka memberi coklat pada
seseorang yang dicintainya
3. FASTENING ( Pengikatan )
Dalam atmosfir ini tubuh akan memproduksi senyawa Endropin.
Senyawa inilah yang akan menimbulkan perasaan aman, damai, dan tentram. Otak
akan memproduksi senyawa ini apabila orang yang kita kasihi berada di dekat
kita.
4. BLEND CHEMICAL ( Perpaduan Kimia )
Dalam atmosfir ini senyawa Oxyrocin yang dihasilkan oleh
otak kecil mempunyai peranan dalam hal membuat rasa cinta itu menjadi lebih
rukun dan mesra antara keduanya.
Jika orang sudah jatuh cinta kepada lain jenis, maka
ada tanda-tanda yang dapat kita lihat antara lain:
Malu-malu jika orang yang dicintai memandanginya.
Tunduk kepada perintah orang yang dicintai dan
mendahulukannya daripada kepentingan diri sendiri.
Memperhatikan perkataan orang yang dicintai dan
mendengarkannya.
Segera menghampiri yang dicintai.
Mencintai apapun yang dicintai sang kekasih.
Jalan yang dilalui terasa pendek sekalipun panjang
saat mengunjungi orang yang dicintai.
Kaget dan gemetar tatkala berhadapan dengan orang yang
dicintai atau tatkala mendengar namanya disebut.
Cemburu kepada orang yang dicintai.
Rela berkorban untuk orang yang dicintai.
Menyenangi apapun yang menyenangkan orang yang
dicintai.
Tunduk dan patuh kepada orang yang dicintai.
Menghindari hal-hal yang merenggangkan hubungan dengan
orang yang dicintai dan membuatnya marah.
Adanya kecocokan antara orang yang mencintai dan yang
dicintai.
Selanjutnya efek dari senyawa feromon dan senyawa-senyawa kimia lain terhadap
tubuh manusia dapatlah disamakan dengan efek narkoba. Senyawa-senyawa ini akan
membuat seseorang kecanduan sehingga ingin melihat pasangannya atau orang idamannya
sesering mungkin. Perasaan jatuh cinta ini selang beberapa waktu akan
menghilang sedikit demi sedikit. Hal ini disebabkan produksi senyawa tersebut
tidak berlangsung terus menerus, kemampuan tubuh menghasilkan senyawa itu mulai
berkurang setelah dua sampai empat tahun. (Sinly Evan, www.chem-is-try.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar